Selasa, 09 Juni 2009

NATURAL AUDITORY ORAL (NAO)


NATURAL AUDITORY ORAL (NAO)
Jun 6, '08 2:17 PMfor everyone
Ada banyak pendekatan yang digunakan untuk anak dengan gangguan pendengaran. Dan ada banyak perbedaan yang dihasilkan karena perbedaan pendekatan yang digunakan pada saat gangguan pendengaran terdeteksi akan memiliki efek jangka panjang pada perkembangan anak dan kehidupannya pada masa datang. Oleh karena itu, professional yang pertama berhubungan dengan dengan keluarga yang mencari saran tentang bagaimana penanganan anak dengan gangguan pendengaran memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk masa depan anak.

Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa, apabila anak dengan gangguan pendengaran berat atau bahkan sangat berat mendengarkan dengan baik, maka kualitas dari bicara mereka kadang mengagumkan bagi para professional yang tidak berpengalaman tentang apa yang akan terjadi apabila kemampuan mendengarnya diaktifkan akan dapat terbangun dengan baik.

Pendekatan ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa, hanya 3 % dari anak dengan gangguan pendengaran yang kedua orang tuanya tuna rungu.

Pendekatan ini disebut “natural” karena menyediakan lingkungan bagi anak dengan gangguan pendengaran untuk tahap belajar bahasa sama dengan anak yang dapar mendengar normal. Disebut “auditory” karena menekankan penggunaan pendengaran berapapun sisa pendengaran yang ada dibantu dengan alat Bantu dengar (ABD) atau cochlea implant (CI). Dan “oral” adalah hasil yang didapat anak dari membangun kemampuan bicaranya.

Ketika anak dengan gangguan pendengaran memakai abd, anak tersebut belajar untuk mendengar dan dapat mendengar karakter-karakter dasar dalam bicara. Apabila mereka diberi kesempatan untuk berada di lingkungan yang sama dengan anak yang dapat mendengar normal, mereka akan termotivasi untuk terus memakai abd dan berkembang kemampuan bicaranya, sesuai dengan perkembangan anak-anak normal lainnya.

Pendekatan Natural Auditory Oral adalah lebih kepada gaya hidup daripada metode pendidikan.


SYARAT-SYARAT PENERAPAN NAO :

1. Memaksimalkan sisa pendengaran sedini mungkin.
2. Memakai abd yang sesuai atau CI
3. Menciptakan lingkungan dimana anak berkomunikasi dengan bahasa yang natural.
4. Lingkungan yang bebas bahasa isyarat.
5. Orang tua dan terapis focus pada tujuan yang sama, bahwa anak dengan gangguan pendengaran mempunyai kesempatan yang sama dengan anak yang memiliki pendengaran normal untuk membangun bahasanya.


KEBUTUHAN UTAMA ORANG TUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENDENGAR ANAKNYA :

1. Yakin bahwa dengan abd anaknya dapat mendengar dan dapat belajar untuk mendengar
2. Belajar menangani dan merawat abd atau CI milik anaknya, untuk meyakinkan bahwa anaknya dapat mendengar secara efektif pada kedua telinganya
3. Belajar menciptakan lingkungan untuk mendengar


HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI DALAM PENERAPAN NAO :

1. Gerakan mulut yang berlebihan
2. Ekspresi wajah yang berlebihan
3. Mengarahkan untuk melihat bibir pada saat berbicara – ‘melihat’ untuk ‘mendengar’
4. Menyentuh anak untuk memanggil namanya atau untuk mendapatkan perhatiannya
5. Memakai bahasa tubuh yang tidak umum atau memakai bahasa isyarat
6. Memakai bahasa tubuh yang berlebihan untuk meyakinkan melihat daripada mendengar



Disadur bebas dari :
A PRACTICAL GUIDE TO QUALITY INTERACTION WITH CHILDREN WHO HAVE A HEARING LOSS
BY : MORAG CLARK

BELAJAR MENDENGAR

BELAJAR MENDENGAR
Mar 17, '08 10:26 AMfor everyone
Aktivitas sehari-hari pada anak-anak dapat digunakan untuk meningkatkan pendengaran, ujaran, bahasa dan berpikir. Perkembangan untuk meningkatkan pendengaran, terbagi dalam 3 bagian:
1. Diskriminasi fonem dalam suku kata.
2. Diskriminasi perkataan dalam ungkapan.
3. Memori auditori.
Bahasa dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan akuistik yang baik. Terapis harus mulai dari apa yang dipahami dan bermakna pada anak-anak tersebut. Bahasa dan berpikir dibina bersama kemudian dikembangkan dalam bahasa lisan, disesuaikan dengan cara berkomunikasi.

Dalam meningkatkan fungsi pendengaran, terdapat hubungan antara pendengaran, wicara, bahasa dan pemikiran di dalam semua aktivitas sehari-hari, dimana sasaran itu digolongkan di dalam 1 aktivitas. Belajar mendengar tidak berhubungan dengan umur.

1. Meningkatkan pendengaran dengan cara duduk bersebelahan dan dekat dengan pengguna Alat Bantu Dengar.
2. Mengurangi bunyi bising di sekitarnya, seperti bunyi radio, televisi, AC dan sebagainya.
3. Bantu anak-anak itu dengan cara menggunakan “motherese” agar wicaranya lebih jelas.
4. Pilih aktivitas yang sesuai dengan minat dan umur anak-anak tersebut.

Tahapan-Tahapan Peningkatan Kemampuan Pendengaran:
1. Deteksi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya bunyi dilakukan dalam permainan, dimana anak-anak belajar memberi jawaban terhadap bunyi yang ia dengar. Frekuensi vocal yang mudah seperti (oo), yang sedang (ah) dan (brem-m-m), lebih mudah dideteksi oleh anak-anak, oleh karena mereka sering mendengar bunyi-bunyi konsonan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan bunyi-bunyi konsonan (m-m-m), (b-b-b) dan bisikan (baa), maka akan menambah pengenalan pendengaran.

2. Diskriminasi
Membedakan bunyi dalam hal kualitas, intensitas, durasi dan nada. Apabila anak-anak keliru dalam berkata, maka mereka harus belajar membedakan bunyi dulu.

3. Identifikasi
Bila anak-anak itu mulai menggunakan perkataan yang bermakna, maka orang tua dapat menambah bagaimana pendengaran anak tersebut dalam pembendaharaan katanya melalui permainan atau aktivitas sehari-hari.

4. Pemahaman
Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, bercerita dan memberikan lawan kata.

Perkembangan Kemampuan Pendengaran

Perbedaan fonem dalam suku kata:
Menanggapi variasi vokal. Contoh: /u/, /a/, /i/ dan suara (br-r-r).
Menanggapi variasi konsonan. Contoh: (m-m-m), (b-b-b) dan (wa-wa).
Peniruan gerakan fisik (permulaan untuk bicara).
Mempergunakan peniruan kiu tangan (untuk produksi fonem spontan).
Peniruan kualitas variasi suara supra segmental pada fonem atau variasikan nada, irama dan durasi. Contoh: (ae-ae) (ae-ae), (ma) (ma), (m-a-a-a).
Peniruan pertukaran vokal diftong. Contoh: (a-u) (u-i) (a-i).
Peniruan variasi konsonan pada friktatif (gesekan, mis: f-v), nasal (sengau, mis: m-ng) dan posif (letusan, mis: p-t). Contoh: /h/ /h/ dengan /m/ /m/ /m/ dengan /b/ /b/.
Peniruan konsonan bersuara dan tidak bersuara, contoh: /b/ /b/ dengan /p/ /p/, kemudian variasikan dengan vokal. Contoh: (bo-bo) (pae-pae).
Peniruan suku kata dengan konsonan-vokal. Contoh: (ba-bo), (mi-mu).
Ganti komponen yang berlainan dan variasikan dengan vokal. Contoh: (ma-ma) (no-no); (bi-bi) (go-go).
Variasikan suku kata konsonan dengan vokal yang sama. Contoh: (bi-di), ko-go).

Perbedaan perkataan dalam ungkapan:
Memperkenalkan bunyi untuk kata yang bermakna. Contoh: ngung-ngung à pesawat, ngeng-ngeng à motor; tut-tut à kereta api.
Memperkenalkan 2 suku kata berlainan pada kata yang bermakna. Contoh: pisang, bunga.
Memperkenalkan kata yang bermakna konsonan awal sama dan vokal yang bervariasi. Contoh: bola, botak, bonsai.
Memperkenalkan kata-kata yang bermakna dengan perbedaan konsonan yang khas untuk p.o.a (point of articulation-penempatan alat ucap) dan m.o.a (manner of articulation -caranya).
Memperkenalkan konsonan awal yang sama dan konsonan akhir yang berlainan. Contoh: cap, cat.
Memori Pendengaran:
Mulailah dengan suara-suara yang berhubungan. Contoh: tik-tok dengan moo-oo-oo.
Memahami dan melakukannya. Contoh: tutup pintu, buka pintu.
Memperkenalkan kalimat dan mengulang kata-kata terakhir, kemudian kata-kata tengah. Contoh: Di mana bola kemudian lempar, lempar, lempar. Pegang hidung, hidung, hidung mancung.
Memperkenalkan kalimat, dimana kata akhir diletakkan di tengah. Contoh: Ambil gelas kemudian letakkan gelas di atas meja.
Pilih 2 objek kata dalam 1 kalimat. Contoh: Beri saya bola dan sepatu. Cuci kedua tanganmu.
Memperkenalkan obyek dengan cara mendengarkan uraian dalam kalimat. Contoh: Bila engkau mempunyai sayap, engkau dapat melakukan terbang ke atas langit.
Pilih 3 unit:
- 3 obyek. Contoh: saya mau buku, jeruk dan topi.
- Kata benda, kata depan. Contoh: anjing itu di bawah kursi.
- 2 obyek dan penghubung. Contoh: beri saya apel bukan jus apel.
- 2 kata benda ditambah kata kerja. Contoh: kuda dan ayam sedang minum, boneka dan kucing duduk di kursi.
- 1 kata kerja dan 2 obyek. Contoh: cuci tangan dan kaki.
Memperkenalkan 4 sampai 5 unit:
- 4 obyek. Contoh: beri saya apel, buku, pensil dan penghapus.
- 2 kata kerja. Contoh: bapak sedang tidur dan ibu sedang duduk.
- Variasikan perbedaan kata penghubung, kata depan dan kata kerja. Contoh: ambil apel atau nanas di samping gelas itu atau berikan ibu jam bukan gelang.
- Menambah keterangan waktu. Contoh: sebelum kamu tidur harus gosok gigi dulu.
- Menambah uraian dalam kalimat. Contoh: Bapak makan kue dan minum teh kemudian duduk di depan televisi.
Melakukan percakapan dari topik yang telah diketahuinya.
Mendengarkan cerita dan menjawab pertanyaan.
Melakukan percakapan dengan topik yang diketahui oleh keluarganya.


Sumber: Dr. Rosmadewi, And.TW dalam Makalah “Mengajar Anak Bicara” yang diberikan pada Simposium Sehari “Mengenal Keterlambatan Wicara Pada Anak” (7 Agustus 2004

Bagaimana Gangguan Pendengaran Bisa Mempengaruhi Hidup Seorang Anak?


Bagaimana Gangguan Pendengaran Bisa Mempengaruhi Hidup Seorang Anak?
Feb 11, '08 9:45 AMfor everyone
Anak-anak memiliki harapan, mimpi dan cita-cita. Ketika mengetahui bahwa anak kita mengalami gangguan pendengaran, kebanyakan orang tua cemas dan putus asa. Seringkali hal ini terjadi karena mereka tidak mengetahui apakah itu atau harus berbuat apa. Namun, dengan bantuan dari teman-teman dan keluarga, anak-anak dengan gangguan pendengaran akan mampu hidup aktif, penuh kegembiraan seperti orang lain. Gangguan pendengaran tidak membatasi pengembangan dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, hidup bermasyarakat dan belajar.


Tumbuh Dewasa Kebanyakan orang berpikir bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah dan terbaik dalam hidup. Namun, banyak juga anak-anak yang menganggap bahwa itu adalah masa yang sulit. Anak-anak yang sejak lahir mengalami gangguan pendengaran, masa kanak-kanak mereka akan lebih sulit dibanding anak-anak tanpa gangguan pendengaran. Sebagai orangtua, banyak yang dapat dilakukan untuk membantu si anak. Gangguan pendengaran semestinya tidak membatasi kemampuan si anak untuk berkomunikasi, hidup bermasyarakat dan belajar. Alat bantu dengar yang ada sekarang jauh lebih baik dibanding bertahun-tahun yang lalu dan bahkan anak-anak dengan gangguan pendengaran yang sangat berat dapat memperoleh manfaat dengan menggunakan alat bantu dengar. Setiap anak dengan atau tanpa gangguan pendengaran bersifat unik. Tantangan yang sangat besar di hadapan Anda, dan anda juga akan belajar bagaimana cara terbaik mendukung anak Anda. Jangan ragu-ragu untuk bertanya kepada guru, audiologists dan para profesional lain untuk informasi dan bantuan. Cinta, penerimaan dan dorongan untuk anak Anda, sangat besar artinya. Berkomunikasi Komunikasi adalah suatu bagian penting dalam hidup.


Dengan berkomunikasi, kita berbagi informasi dengan orang lain, berbicara dan mendengarkan. Anak-anak belajar berkomunikasi sejak saat mereka dilahirkan. Mereka mendengarkan dan mereka dapat mengenali suara orang tua mereka. Mereka juga belajar berbicara dengan meniru, bunyi-bunyi yang mereka mendengar. Anak-anak dengan gangguan pendengaran akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, karena mereka tidak bisa mendengar semua atau sebagian dari bunyi-bunyi di sekitarnya, termasuk suara mereka sendiri. Seorang anak dengan gangguan pendengaran, pengembangan bahasanya akan sering kali tertunda.


Bagaimanapun, anak-anak dengan dengan gangguan pendengaran mulai dari yang ringan, sedang dan berat, dapat belajar berkomunikasi sehingga cara bicaranya dapat dimengerti. Riset sudah menunjukkan bahwa bahkan anak-anak dengan gangguan pendengaran yang berat dapat belajar berbicara. Semakin cepat diketahui dan ditangani, akan semakin baik. Beruntunglah, anak-anak dengan gangguan pendengaran yang berat yang diketahui sejak awal karena tanda-tanda dari mereka mengalami gangguan pendengaran lebih nyata dibanding dengan gangguan pendengaran yang ringan. Anak-anak dengan gangguan pendengaran yang berat dapat juga belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.Hidup Bermasyarakat Hidup bermasyarakat dan memainkan satu peran adalah penting di dalam hidup kita. Dengan mengembangkan hubungan sosial yang baik, menjadikan kita mudah bergaul dan kita lebih menghargai dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Anak-anak mulai belajar bersosialisasi pada saat mereka kecil.


Mereka terus melihat dan menirukan tindakan orang tua mereka, keluarga dan teman-teman. Ketika mereka lebih besar lagi, mereka bersosialisasi dengan bermain bersama-sama dengan anak-anak yang lain. Anak-anak dengan gangguan pendengaran biasanya tidak mempunyai kesukaran dalam bersosialisasi. Kemampuan seorang anak untuk mengembangkan sosialisasi ini akan tergantung pada derajat tingkat gangguan pendengaran, usia dan waktu hasil diagnosa, protokol perawatan dan kepribadian. Anak-anak berkembang dengan cara yang berbeda dan orang tua akan cemas bagaimana caranya membesarkan mereka secara benar. Sebagai orangtua dari anak dengan gangguan pendengaran, ini merupakan tantangan anda. Bagaimanapun, kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya akan tumbuh sama dengan anak yang sama usianya tanpa gangguan pendengaran.


Banyak orang tua dari anak dengan gangguan pendengaran, sulit untuk tidak overprotective. Bagaimanapun, penting untuk mempersiapkan seorang anak dengan gangguan pendengaran menghadapi dunia nyata. Seorang anak dengan gangguan pendengaran harus disertakan dalam aktivitas sehari-hari dalam rumah tangga dan haruslah ditekankan bahwa anakmu adalah anggota keluarga di mana setiap orang mempunyai peran sendiri. Anak dengan gangguan pendengaran harus menjadi orang yang kuat, percaya kepada diri sendiri dan mandiri meskipun ada kekurangan mereka secara fisik. Belajar Pelajaran adalah satu proses yang berkelanjutan.


Dari lahir, kita belajar dengan pengamatan dan menirukan orang tua kita, saudara dan teman-teman. Kemudian, ketika kita sekolah-sekolah, bekerja dan proses pelajaran berlanjut. Anak-anak dengan gangguan pendengaran mempunyai kemampuan yang sama untuk hidup produktif seperti anak-anak tanpa gangguan pendengaran. Satu-satunya perbedaan adalah mereka memerlukan tambahan untuk mendukung ketika belajar. Anak-anak normal dapat mengambil semua jenis informasi sangat dengan mudah. Namun, seorang anak dengan gangguan pendengaran mungkin perlu untuk memiliki berbagai hal dengan lebih seksama menjelaskannya. Sebagai contoh, anda bisa menjelaskan kepada anak anda apa yang sedang Anda rencanakan hari ini, di mana Anda akan berbelanja, apa yang akan Anda beli, atau yang akan Anda kunjungi. Dengan menjelaskan situasi-situasi ini, anda dapat membantu anak Anda untuk lebih siap untuk hari ini. Anak-anak dengan gangguan pendengaran memerlukan waktu lebih banyak untuk belajar kata-kata dan konsep-konsep baru.


Bisa jadi dengan mudah mengajar mereka tentang suatu objek, tetapi mengajarkan berbagai hal abstrak akan memerlukan waktu lebih banyak lagi. Dan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kebingungan. Kadang-kadang mereka mengambil mengartikan suatu hal terlalu harfiah atau overgeneralize. Konsep waktu dapat sangat susah untuk dipahami, mungkin Anda harus menemukan cara yang berbeda untuk menjelaskan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun kepada mereka. Ketika anakmu bertemu dengan orang lain adalah penting untuk tidak menjadi interpreter atau memberi jawaban untuk mereka. Ketika menjelaskan informasi, cobalah untuk menggunakan kalimat-kalimat pendek dan jelas. Satu-satunya cara untuk mendorong mereka untuk mengembangkan bahasa lisan adalah membiasakan bicara dan jadilah contoh yang baik untuk anakmu.


Kesempatan BelajarContoh-contoh di bawah ini berguna untuk kesempatan belajar bagi anak Anda:

• Cobalah untuk melibatkan anak Anda dalam pekerjaan-pekerjaan, seperti memperbaiki ban sepeda. Sebutkan bagian-bagian sepeda dan jelaskan fungsinya. Anda sebaiknya menjelaskan apa yang sedang Anda lakukan dan mengapa Anda harus menyelesaikan pekerjaan itu. • Ketika sedang menyiapkan hidangan untuk makan, bicarakan tentang bahan-bahan yang dipakai dan asalnya dari mana. Anda dapat tunjukkan atau menggambarkan untuk membantu anak Anda mengerti hubungan telur dan ayam, tepung dan jagung dan daging yang berasal dari berbagai binatang.

• Bermain gambar juga sangat efektif untuk menjelaskan tentang suatu objek, konsep dan bahasa. • Ketika Anda pergi berjalan kaki atau naik mobil, Anda dapat menunjukkan dan menjelaskan hal-hal yang Anda lihat ketika melewatinya. • Sebelum berbelanja, ambil barang yang akan dibeli sesuai dengan daftar belanja. Gambar jika perlu. Biarkan anak Anda mencari barang-barang yang berbeda di rak.

• Menonton video bersama tentang acara anak-anak, binatang atau alam. Ketika Anda menonton bersama, pergunakan kesempatan untuk menjelaskan dan mendiskusikan yang anda tonton.

• Menjelang tidur, bacalah buku. Hal ini membantu mengembangkan bahasa dan menyediakan informasi dan meningkatkan minat anak Anda dalam membaca dan mencari informasi. Bagaimana Anda Dapat Membantu Anak AndaAnda dapat membantu dan mendukung anak Anda melalui berbagai cara. Cara terbaik dengan memberi kasih dan penerimaan.


Cara penting yang lainnya adalah cara menghadapi anak Anda dengan benar. Dewasa ini alat bantu dengar sudah berteknologi tinggi, terus menerus diperbaiki agar dapt menghasilkan mutu bunyi yang lebih baik, kenyamanan mendengarkan dan pemahaman cara orang bicara. Maka kebanyakan anak-anak dapat mengambil manfaat dengan menggunakan alat bantu dengar

Kapan saya tahu anak saya mungkin mengalami keterlambatan bicara?

Kapan saya tahu anak saya mungkin mengalami keterlambatan bicara?
Diterjemahkan dari artikel Katharine F.Bedsole, M.S., CCC-SLPMengembangkan kemampuan bicara dan bahasa adalah hal yang sulit. Adalah biasa bagi anak-anak ketika mereka membuat kesalahan dalam proses belajar bicara. Kebanyakan anak pada akhirnya menghilangkan kesalahan-kesalahan bicara tersebut dan mengembangkan pola bicara yang normal. Beberapa anak tetap melanjutkan membuat kesalahan bicara melampaui usia di mana anak lain sudah menguasai bunyi-bunyi tersebut.
Sudah saatnya untuk diperhatikan jika Anda melihat satu atau lebih situasi berikut :1. Anggota keluarga lain atau teman-teman Anda menemui kesulitan memahami bicara anak2. Anak merasa frustasi karena Anda tidak mengerti apa yang dikatakannya3. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda frustasi ketika mencoba berkomunikasi, tetapi Anda tidak mengerti apa yang dikatakannyaPada saat ini sebaiknya Anda menemui ahli profesional (psikolog anak atau terapis wicara). Tanyakan langsung tentang perkembangan bicara anak kepada terapis wicara. Terapis wicara bisa melakukan tes standard untuk membandingkan kemampuan anak dibanding anak lain seusianya.
Hasil dari tes ini, selain sebagai tambahan informasi, bisa menentukan apakah anak Anda membutuhkan terapi wicara.Tabel di bawah ini bisa memberi panduan umum mengenai penguasaan bunyi. Panduan ini menunjukkan tahap-tahap yang berbeda pada perkembangan bicara anak.90% anak-anak sudah menguasai bunyi-bunyi berikut... pada usia : p, d, m, w, h, n ------ 2 tahunt, b, k, g ------ 3 tahunf, v, y ------ 4-5 tahuns, z, j, l, r, sh, ch, th, campuran ------ 5–7 tahunReferensi Mawhinney, Linda and McTeague, Mary Scott. (2004) Early Language Development. Greenville: Super Duper Publications.

Kehilangan pendengaran pada anak-anak

Hilangnya pendengaran bukan hanya masalah pada orang berusia tua. Banyak anak-anak menderita kehilangan pendengaran. Penyebabnya bervariasi mulai dari genetik, infeksi, penyakit, faktor obat-obatan/lingkungan atau cedera. Anak-anak juga mungkin terlahir dengan kehilangan pendengaran (congenital) atau mengalaminya pada saat bayi atau anak-anak. Seorang audiologis (spesialis pendengaran) atau seorang dokter THT bisa membantu menentukan tingkat keparahan dari kehilangan pendengaran pada seorang anak dan perawatan yang sesuai dan bermanfaat bagi anak.Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan anak untuk berkomunikasi.
Anak-anak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa dengan mendengar dan meniru suara dari lingkungan mereka. Karena itu, anak yang tidak bisa mendengar semua bunyi di lingkungan mereka mengalami kesulitan untuk mengerti, berkomunikasi, dan belajar tentang dunia di sekitar mereka.Bagaimana kita mendengar?Gelombang suara merambat dari sumber bunyi menuju bagian luar telinga. Udara ini terus menerobos melalui kanal telinga menuju gendang telinga dan menyebabkannya bergetar. Getaran dari gendang telinga menyebabkan tulang-tulang di bagian tengah telinga bergerak naik turun. Gerakan ini menyebabkan terjadi gelombang pada cairan di dalam telinga (cochlea). Sel-sel rambut halus melengkung di dalam cochlea ini dan menstimulasi saraf pendengaran yang mentransmisikan informasi ini ke otak. Terputusnya jalur pada sistem ini akan menyebabkan kehilangan pendengaran.Tipe Kehilangan Pendengaran (Hearing Loss)Ketika seorang anak menerima diagnosa kehilangan pendengaran, audiologist akan menentukan tipe dan tingkat keparahannya. Kehilangan pendengaran bisa jadi konduktif, sensorineural, atau campuran.
Tingkat keparahan mulai dari ringan ke berat.Conductive hearing loss terjadi ketika sinyal bunyi terputus di bagian luar atau tengah telinga. Ini bisa jadi karena kondisi sementara seperti cairan memenuhi bagian tengah telinga, infeksi telinga, atau kotoran telinga menumpuk di kanal telinga, sehingga suara dari luar tidak sampai ke dalam. Sebagian anak mempunyai formasi yang tidak biasa pada telinga atau kanal yang menyebabkan sinyal suara terputus. Umumnya obat-obatan atau pembedahan digunakan untuk membantu dan merawat conductive hearing loss.Sensorineural hearing loss terjadi karena kerusakan atau formasi yang tidak wajar pada telinga bagian dalam atau cochlea. Tipe ini biasanya permanen dan tidak bisa dibantu dengan obat atau operasi. Anak-anak yang mengalami tipe ini bisa memanfaatkan sistem untuk memperkuat bunyi seperti alat bantu dengar atau penanaman cochlear buatan yang bisa memperkuat sinyal bunyi atau menjembatani telinga dalam yang rusak.Mixed hearing loss merupakan kombinasi dari tipe konduktif dan sensorineural.Tingkat keparahanUntuk menentukan keparahan dari hilangnya pendengaran, audiologis mengukur pendeteksian anak terhadap suara pada berbagai tingkat frekuensi (500Hz, 1000Hz, dst..) dan kekerasan/intensitas bunyi (diukur dalam decibel, misal 25dB).
Audiologis akan membuat grafik (audiogram) yang menunjukkan keparahan dan bentuk dari kehilangan pendengaran anak, tingkat kekerasan suara pada tiap frekuensi yang perlu didengar oleh anak.Ringan (mild) – anak mengalami kesulitan mendengar suara lembut atau bunyi percakapan dalam suasana bising, misalnya di restorant, di mall.Sedang (moderate) – anak mengalami kesulitan mendengar percakapan normalParah (severe) – anak sulit mendengar suara yang keras dan bunyi lingkungan, misalnya vacuum cleanerSangat parah (profound) – anak tidak bisa mendengar suara keras dan bunyi lingkungan yang lebih keras, misalnya anjing menggonggong, pemotong rumput, tanpa dibantu alat penguat bunyi.Membaca audiogramSetelah menguji pendengaran anak, audiologis membuat grafik frekuensi dan intensitas suara yang dapat didengar anak, disebut juga audiogram. Garis-garis pada grafik tersebut menghasilkan suatu ‘bentuk’ dari kehilangan pendengaran.Bentuk rata : menunjukkan anak mendengar dengan intensitas yang kira-kira sama pada semua frekuensiBentuk melengkung : menunjukkan anak membutuhkan intensitas lebih (kekerasan bunyi) ketika bunyi berpindah ke frekuensi yang berbeda. Contoh, anak bisa saja menunjukkan kehilangan pendengaran ringan pada frekuensi rendah, lalu ke tingkat parah pada frekuensi tinggi.Bentuk “cookie bite” (gigitan kue) : menunjukkan kehilangan pendengaran yang lebih ringan pada frekuensi rendah dan tinggi, dengan tingkat ketulian yang lebih nyata di frekuensi menengah (di antara rendah & tinggi tersebut)Perawatan/penanganan kehilangan pendengaranApapun tipe dan keparahannya, ahli profesional seperti audiologis atau dokter THT bisa membantu merawat anak yang menderita kehilangan pendengaran. Sistem penguat sinyal bunyi seperti alat bantu dengar atau pemasangan cochlear implants, serta pengobatan dan operasi bisa membantu meningkatkan kemampuan mendengar anak.
Mendengar berhubungan langsung dengan bahasa, bicara, membaca, dan menulis, jadi intervensi sedini mungkin sangat penting.Terapi wicaraPenanganan bantuan yang merupakan rehabilitasi setelah pemakaian alat bantu dengar dan treatment lainnya adalah terapi wicara. Karena pendengaran merupakan integrasi kesatuan dengan proses pembelajaran bicara dan bahasa, hambatan bicara sering dihubungkan dengan cacat pendengaran ini. Kesulitan artikulasi, terutama yang menyangkut suara-suara dengan frekuensi tinggi (“s”, “z”, “j”, “sh”, dah “ch”) sangat umum.
Kesalahan menggunakan bunyi yang tepat juga sangat umum. Bisa terjadi perbedaan yang mencolok pada kualitas suara, yang terjadi karena anak mengalami kesulitan mengamati kualitas suaranya sendiri.Bahasa pada anak dengan cacat pendengaran mungkin akan terlambat pada usia dini. Dengan identifikasi dan intervensi dini, bahasa bisa berkembang dengan cukup pada saat anak masuk sekolah.Seorang terapis wicara mampu membantu bicara dan bahasa pada anak dengan cacat pendengaran. Banyak terapis wicara terlatih untuk membaca gerak bibir, bahasa tangan, dan menguji pendengaran. Terapi wicara bagi anak-anak dengan alat bantu dengar disebut Aural Habilitation dan/atau Auditory Verbal Training. Kunci keberhasilan di sini adalah kombinasi pemakaian alat bantu dengar dengan pelatihan intensif dalam komunikasi.SumberArtikel Susie Loraine, M.A., CCC-SLPArtikel Robyn Merkel-Piccini, M.A., CCC-SLPNational Institute on Deafness and Other Communication Disorders, NIDCD, from the NationalInstitute of Health, http://www.nidcd.nih.gov/health/statistics/hearing.asp retrieved February 22, 2007.

Perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 0-36 bulan

Perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 0-36 bulan
Dari artikel Keri Spielvogle, M.C.D., CCC-SLPBayi mulai belajar bahasa sejak hari pertama dilahirkan. Walaupun bayi belum menggunakan bahasa yang berarti sampai kira-kira berusia 10-12 bulan, mereka bisa mengkomunikasikan apa yang mereka mau/perlukan dengan berbagai macam cara. Jadi sebenarnya, apa yang anak-anak sudah tahu pada usia dini?


Gunakanlah informasi berikut untuk membantu Anda mengerti tahap perkembangan bicara dan bahasa anak.Apakah semua anak-anak sama?Sama sekali tidak! Anak-anak berkembang dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda dan banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Karena itu, janganlah berpegang sepenuhnya dari informasi berikut untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.


Pakailah informasi ini hanya untuk panduan umum.Umur dan Perkembangan BahasaAnak usia 1-6 bulanPada tahap ini, bayi berkomunikasi terutama dengan menangis dan bahasa tubuh. Mendekati usia 6 bulan, Anda bisa melihat perkembangan di permainan suara atau ocehan bayi (babbling). Bahasa penerimaan (receptive language) atau apa yang bisa dimengerti bayi, mulai berkembang pada usia ini. Perkembangan awal tentang bunyi (phoneme development) juga dimulai saat ini.Menangis – digunakan oleh bayi untuk mengungkapkan kebutuhannya pada saat itu. Anak-anak menggunakan level ketinggian suara dan kekerasan suara yang berbeda untuk memberitahu pesan yang yang berbeda, misalnya lapar, tidak nyaman, sakit, ingin digendong, atau mengantuk.Bahasa tubuh – merupakan bentuk komunikasi non-verbal, atau pengungkapan keinginan/kebutuhan tanpa menggunakan kata-kata. Pada saat ini, bahasa tubuh meliputi mengangkat lengan dan kaki, menolehkan kepala, tersenyum, dll.Receptive language – dimulai dengan kemampuan mengenali suara orang, yang umumnya membuat bayi merasa nyaman.


Mereka juga mulai menolehkan kepala ke arah suara-suara dan tersenyum. Seiring mereka tumbuh, mereka bisa merasakan perasaan si pembicara dari nada suara, terutama jika si pembicara sedang marah.Phoneme development (perkembangan bunyi) – bunyi-bunyi vokal (a,i,u,e,o) adalah yang umumnya pertama digunakan anak-anak. Anda akan mulai mendengar perkembangan awal bunyi konsonan, misalnya konsonan yang dibuat di bagian belakang mulut (/k/ atau /g/). Mendekati tahap akhir periode ini, Anda bisa mengenali kombinasi konsonan dan vokal.Anak usia 7-12 bulanAda sedikit perkembangan pada jangka waktu ini dan Anda bisa mulai mengenali anak meniru pola bicara Anda.


Bahasa tubuh berkembang menjadi berarti dan sosial. Ocehan bayi meningkat walaupun anak masih menangis seiring dengan bahasa tubuh sebagai cara utama untuk berkomunikasi. Phoneme development berlanjut dengan penambahan lebih banyak kombinasi konsonan dan vokal, lalu awal dari bicara yang mengandung arti.Ocehan bayi (babbling) – Ketika mendekati 12 bulan, babbling berubah menjadi kata-kata yang lebih mempunyai arti. Anak mulai menggunakan ungkapan yang mirip kata-kata untuk menamai benda. Jika kata-kata ini digunakan secara konsisten, bisa dianggap sebagai kata-kata yang mempunyai arti.Receptive language – Anak mulai mengerti bahwa benda mempunyai nama dan akan melihat atau mengarah ke benda yang disebutkan. Walaupun receptive languange-nya meningkat, anak tetap bergantung penuh pada isyarat-isyarat non-verbal dari pembicara untuk mengerti. Mendekati 12 bulan, anak mampu mengikuti perintah-perintah sederhana dan mengenali namanya sendiri serta beberapa bagian tubuh seperti mata, hidung, mulut, dll.Phoneme development – seiring dengan bunyi /k/ dan /g/, Anda mulai mendengar lebih banyak bunyi yang dibuat di bagian depan mulut (b, p, m, n) dikombinasi dengan bunyi vokal.


Anak-anak juga bermain dengan suara, atau mengkombinasi konsonan dan vokal dengan pola mengulang.Anak usia 13-36 bulanPada masa ini, perkembangan bahasa anak meningkat dengan pesat. Ocehan bayi berubah menjadi kata-kata berarti dan perkembangan bunyi berlanjut. Receptive language mereka berkembang dengan pesat sekali.Babbling/kata-kata berarti – Di awal fase ini, anak-anak mencampur-adukkan kata-kata dengan ocehan. Mendekati akhir fase ini, kosa kata anak berkembang hingga meliputi 200 kata. Anak-anak juga mampu menamai benda-benda umum dan menggabungkan 2-3 kata menjadi suatu kalimat.Receptive language – di awal tahap ini, anak bisa mengerti dan menunjuk benda-benda umum jika disuruh. Kemampuan ini meningkat meliputi benda-benda yang sedang tidak dilihat oleh anak. Menuju bulan ke-36, anak bisa mengikuti perintah 2 tahap. Kemampuan ini meningkat cepat, diiringi perkembangan bahasa ekspresif (mengungkapkan) yang lebih lambat sampai kira-kira usia 3-4 tahun.Phoneme development – seperti receptive language, phoneme development meningkat cepat di fase ini. Anda mulai mendengar bunyi “n,t,d,h,k, dan g”.


Pola bicara bisa meliputi penggunaan konsonan /r/ digantikan dengan /w/. Ini adalah normal dan terjadi karena anak belum mengembangkan konsonan /r/.Seperti dikatakan di atas, gunakanlah informasi ini hanya untuk panduan umum. Konsultasikan dengan terapis wicara, guru, atau dokter jika Anda melihat perkembangan bicara dan bahasa anak terlambat. Tetap harus diingat setiap anak tumbuh dengan laju perkembangan yang berbeda. Tetaplah menikmati waktu yang menyenangkan bersama anak Anda./health/statistics/hearing.asp retrieved February 22, 2007.

Usia 2 Tahun Belum Bisa Bicara

Speech Delay, Usia Dua Tahun Belum Juga Bicara
Seputar Indonesia, Lifestyle KidsWawancara dengan psikolog anak Ibu Woro Kurnianingrum, MPsi (Angel's Wing) oleh Koran Sindo, Kamis 1 Maret 2007

Sisca, 2, belum juga bisa mengeluarkan sepatah kata. Padahal anak seusianya sudah mulai terampil berbicara. Apakah dia mengalami keterlambatan bicara?SEORANG anak mulai memperlihatkan keterampilan bicara pada usia 1,6 tahun–2 tahun. ”Walaupun artikulasi atau pengucapan kata-katanya belum jelas,”kata psikolog anak Woro Kurnianingrum dari Angel's Wing. ”Namun ada juga anak yang baru bisa bicara ketika berusia di atas 2 tahun,” katanya. Ketika ada anak belum bisa bicara saat menginjak usia dua tahun, orangtua boleh khawatir, tapi jangan panik. Orangtua dapat mulai mencari-cari tahu apa penyebabnya?Tapi, jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa anaknya mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Setiap anak berbeda-beda tahapan perkembangannya. Jadi, mungkin saja ada anak yang di usia dua tahun lancar bicara, tapi ada anak yang bicaranya masih belum jelas di usia yang sama. Woro mengungkapkan, dalam berbahasa ada yang dinamakan reseptif dan ekspresif.Reseptif adalah kemampuan si anak untuk memahami apa yang diucapkan orang lain. Sementara ekspresif adalah kemampuan si anak mengekspresikan pikirannya dengan berbicara. Bagaimana mengetahui kemampuan reseptif anak? Sebagai contoh, ketika orangtua memberikan perintah kepada anaknya agar mengambilkan gelas, mampukah si anak memahami perintah tersebut?


Bila ternyata anak mampu memahami, berarti kemampuan reseptif anak tidak bermasalah. Pengecekan selanjutnya adalah pada kemampuan ekspresif. Kalaupun belum baik, bisa saja memang tahapannya baru sebatas kemampuan reseptif yang baik. Sering kali orang menganggap anak terlambat bicara tanpa mengetahui faktor reseptif dan ekspresif tadi. Anak yang mengalami keterlambatan bicara biasanya memiliki kendala pada faktor reseptif.”Kita bisa memberikan latihan- latihan dengan menstimulasi anak agar dapat memahami dan melafalkan ucapan. Misalkan, mama atau papa. Apakah dia bisa mengulanginya,” kata Woro. Kalau ternyata si anak tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali, padahal dia sudah menginjak usia dua tahun. Orangtua boleh khawatir dan mencari-cari tahu.Dengan cara mengecek kondisi fisik berkaitan dengan aspek reseptif.Apakah ada masalah dengan pendengaran atau pita suaranya. Bila ternyata si anak bisa menirukan lafal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/, itu artinya tidak ada masalah dengan kemampuan berbicara anak. Bila berjalan hingga usia tiga tahun belum juga bisa bicara, tapi dia memahami pembicaraan orang lain, orangtua dapat berkonsultasi kepada ahlinya. Seperti ke dokter anak untuk mengetahui kondisi fisik anak atau ke psikolog untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam perkembangan psikologisnya. Bisa juga mendatangi ke pusat terapi wicara untuk melakukan stimulasi dan terapi.Pakar perkembangan anak Dr Miriam Stoppard mengatakan, tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi dalam dua fase, yakni usia perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, sejak bayi usia 0–8 minggu. ”Pada masa perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya,” katanya. Tidak hanya itu, sejak lahir dia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu.Meski masih bayi,seorang anak mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respons lewat gerak tubuh dan suara. Sejak usia dua minggu pertama, dia mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respons terhadap suara yang dikenalinya. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa.Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti /eh/, /ah/, /uh/, /oh/ dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti /m/, /p/, /b/, /j/ dan /k/. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan ”tunggal”dengan menyuarakan /gaga/, /ah goo/, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan babbling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan /ma/, /ka/, /da/ dan sejenisnya.Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orangtuanya atau orang lain katakan. (nuriwan trihendrawan).