Selasa, 09 Juni 2009

Kehilangan pendengaran pada anak-anak

Hilangnya pendengaran bukan hanya masalah pada orang berusia tua. Banyak anak-anak menderita kehilangan pendengaran. Penyebabnya bervariasi mulai dari genetik, infeksi, penyakit, faktor obat-obatan/lingkungan atau cedera. Anak-anak juga mungkin terlahir dengan kehilangan pendengaran (congenital) atau mengalaminya pada saat bayi atau anak-anak. Seorang audiologis (spesialis pendengaran) atau seorang dokter THT bisa membantu menentukan tingkat keparahan dari kehilangan pendengaran pada seorang anak dan perawatan yang sesuai dan bermanfaat bagi anak.Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan anak untuk berkomunikasi.
Anak-anak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa dengan mendengar dan meniru suara dari lingkungan mereka. Karena itu, anak yang tidak bisa mendengar semua bunyi di lingkungan mereka mengalami kesulitan untuk mengerti, berkomunikasi, dan belajar tentang dunia di sekitar mereka.Bagaimana kita mendengar?Gelombang suara merambat dari sumber bunyi menuju bagian luar telinga. Udara ini terus menerobos melalui kanal telinga menuju gendang telinga dan menyebabkannya bergetar. Getaran dari gendang telinga menyebabkan tulang-tulang di bagian tengah telinga bergerak naik turun. Gerakan ini menyebabkan terjadi gelombang pada cairan di dalam telinga (cochlea). Sel-sel rambut halus melengkung di dalam cochlea ini dan menstimulasi saraf pendengaran yang mentransmisikan informasi ini ke otak. Terputusnya jalur pada sistem ini akan menyebabkan kehilangan pendengaran.Tipe Kehilangan Pendengaran (Hearing Loss)Ketika seorang anak menerima diagnosa kehilangan pendengaran, audiologist akan menentukan tipe dan tingkat keparahannya. Kehilangan pendengaran bisa jadi konduktif, sensorineural, atau campuran.
Tingkat keparahan mulai dari ringan ke berat.Conductive hearing loss terjadi ketika sinyal bunyi terputus di bagian luar atau tengah telinga. Ini bisa jadi karena kondisi sementara seperti cairan memenuhi bagian tengah telinga, infeksi telinga, atau kotoran telinga menumpuk di kanal telinga, sehingga suara dari luar tidak sampai ke dalam. Sebagian anak mempunyai formasi yang tidak biasa pada telinga atau kanal yang menyebabkan sinyal suara terputus. Umumnya obat-obatan atau pembedahan digunakan untuk membantu dan merawat conductive hearing loss.Sensorineural hearing loss terjadi karena kerusakan atau formasi yang tidak wajar pada telinga bagian dalam atau cochlea. Tipe ini biasanya permanen dan tidak bisa dibantu dengan obat atau operasi. Anak-anak yang mengalami tipe ini bisa memanfaatkan sistem untuk memperkuat bunyi seperti alat bantu dengar atau penanaman cochlear buatan yang bisa memperkuat sinyal bunyi atau menjembatani telinga dalam yang rusak.Mixed hearing loss merupakan kombinasi dari tipe konduktif dan sensorineural.Tingkat keparahanUntuk menentukan keparahan dari hilangnya pendengaran, audiologis mengukur pendeteksian anak terhadap suara pada berbagai tingkat frekuensi (500Hz, 1000Hz, dst..) dan kekerasan/intensitas bunyi (diukur dalam decibel, misal 25dB).
Audiologis akan membuat grafik (audiogram) yang menunjukkan keparahan dan bentuk dari kehilangan pendengaran anak, tingkat kekerasan suara pada tiap frekuensi yang perlu didengar oleh anak.Ringan (mild) – anak mengalami kesulitan mendengar suara lembut atau bunyi percakapan dalam suasana bising, misalnya di restorant, di mall.Sedang (moderate) – anak mengalami kesulitan mendengar percakapan normalParah (severe) – anak sulit mendengar suara yang keras dan bunyi lingkungan, misalnya vacuum cleanerSangat parah (profound) – anak tidak bisa mendengar suara keras dan bunyi lingkungan yang lebih keras, misalnya anjing menggonggong, pemotong rumput, tanpa dibantu alat penguat bunyi.Membaca audiogramSetelah menguji pendengaran anak, audiologis membuat grafik frekuensi dan intensitas suara yang dapat didengar anak, disebut juga audiogram. Garis-garis pada grafik tersebut menghasilkan suatu ‘bentuk’ dari kehilangan pendengaran.Bentuk rata : menunjukkan anak mendengar dengan intensitas yang kira-kira sama pada semua frekuensiBentuk melengkung : menunjukkan anak membutuhkan intensitas lebih (kekerasan bunyi) ketika bunyi berpindah ke frekuensi yang berbeda. Contoh, anak bisa saja menunjukkan kehilangan pendengaran ringan pada frekuensi rendah, lalu ke tingkat parah pada frekuensi tinggi.Bentuk “cookie bite” (gigitan kue) : menunjukkan kehilangan pendengaran yang lebih ringan pada frekuensi rendah dan tinggi, dengan tingkat ketulian yang lebih nyata di frekuensi menengah (di antara rendah & tinggi tersebut)Perawatan/penanganan kehilangan pendengaranApapun tipe dan keparahannya, ahli profesional seperti audiologis atau dokter THT bisa membantu merawat anak yang menderita kehilangan pendengaran. Sistem penguat sinyal bunyi seperti alat bantu dengar atau pemasangan cochlear implants, serta pengobatan dan operasi bisa membantu meningkatkan kemampuan mendengar anak.
Mendengar berhubungan langsung dengan bahasa, bicara, membaca, dan menulis, jadi intervensi sedini mungkin sangat penting.Terapi wicaraPenanganan bantuan yang merupakan rehabilitasi setelah pemakaian alat bantu dengar dan treatment lainnya adalah terapi wicara. Karena pendengaran merupakan integrasi kesatuan dengan proses pembelajaran bicara dan bahasa, hambatan bicara sering dihubungkan dengan cacat pendengaran ini. Kesulitan artikulasi, terutama yang menyangkut suara-suara dengan frekuensi tinggi (“s”, “z”, “j”, “sh”, dah “ch”) sangat umum.
Kesalahan menggunakan bunyi yang tepat juga sangat umum. Bisa terjadi perbedaan yang mencolok pada kualitas suara, yang terjadi karena anak mengalami kesulitan mengamati kualitas suaranya sendiri.Bahasa pada anak dengan cacat pendengaran mungkin akan terlambat pada usia dini. Dengan identifikasi dan intervensi dini, bahasa bisa berkembang dengan cukup pada saat anak masuk sekolah.Seorang terapis wicara mampu membantu bicara dan bahasa pada anak dengan cacat pendengaran. Banyak terapis wicara terlatih untuk membaca gerak bibir, bahasa tangan, dan menguji pendengaran. Terapi wicara bagi anak-anak dengan alat bantu dengar disebut Aural Habilitation dan/atau Auditory Verbal Training. Kunci keberhasilan di sini adalah kombinasi pemakaian alat bantu dengar dengan pelatihan intensif dalam komunikasi.SumberArtikel Susie Loraine, M.A., CCC-SLPArtikel Robyn Merkel-Piccini, M.A., CCC-SLPNational Institute on Deafness and Other Communication Disorders, NIDCD, from the NationalInstitute of Health, http://www.nidcd.nih.gov/health/statistics/hearing.asp retrieved February 22, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar